Memecah bisunya bibir pantai yang sepi
Meraung laksana mesin yang rindu akan tepian
Iya Ayah
Aku lihat kau berdiri menatap laut
Aku dibelakangmu
Itu dulu
Aku ingat lautnya tak bersahabat kata Ayah
Laut ingin mengajak dan mencari teman bermain
Biar semuanya tahu
Hempasan ombak sebagai tanda pilu
Datanglah kemari nak
Bila gelombang ombak membesar jangan engkau takut
Dia hanya ingin menyapamu
Menegurmu
Iya hanya ingin mengajak bermain
Gelombang laut ya gelombang ombak mereka sepertimu
Mencari teman di bibir pantai
Agar lekas terurai
Aku ingat mengapa gelombangnya semakin besar Ayah?
Bahkan berminggu-minggu
Iya karena dia lagi asik bermain biarkan saja
Tapi, aku tak bisa melihat indahnya terumbu di dalam sana?
Ada masanya kau akan melihatnya, nak
Waktu akan menggiringnya
Aku ingat gelombang lautlah yang membuat Ayah berdiri di bibir pantai
Kakinya kuat membumi menatap dengan sebuah senyuman
Kamu harus menyukai gelombang, seperti kamu menyukai terumbu
Aku ingat iya Aku ingat
Aku berharap gelombang laut meninggi agar Ayahku bisa berlari
Menghampiri bibir pantai yang penuh pasir putih
Sambil berteriak memanggilku
Kehidupan itu seperti gelombang anakku
Ada masanya kau hanya menatap penuh doa
Ada masanya kau berlari
Adanya engakau hanya bisa berdiri
Adanya masanya engkau berujar
Hidup tak ada yang abadi
Aku ingat Ayah
Ingat akan semangatmu yang menggelora
Mengajarkan aku agar tak pernah menyerah
Setinggi apapun gelombang itu
Iya laut itu seperti kehidupan
Ada terumbu di sana di balik gelombang laut meninggi
Tetaplah tersenyum
Aku akan tunggu masanya itu Ayah
0 comments:
Post a Comment