Usai insiden pemberian ‘kartu kuning’ kepada Jokowi di acara Dies Natalis ke-86 UI berlalu, Presiden Joko Widodo berencana untuk mengirim BEM UI ke Asmat, Papua. Merespon rencana tersebut, Eto Idman selaku Wakil Ketua BEM UI menuturkan pernyataan menohok. Betapa tidak, rupanya justru pihak mereka memang sudah berencana untuk berangkat ke Asmat sebelum Presiden menyampaikan hal ini.
“Kalau dari kami rencananya memang ada konsentrasi untuk Asmat. Nanti kami akan ada tindak lanjut kalau dari BEM,” beber Eto, Sabtu (03/02/2018), saat diminta konfirmasi oleh wartawan, seperti dilansir dari reportase Detik.com, Minggu (04/02/2018).
Menurut Eto, pihaknya sudah mulai mempersiapkan keberangkatan ke Asmat sebelum ada wacana dari Presiden Jokowi. Salah satu persiapan yang mereka lakukan yakni dengan menjalin kerjasama dan penggalangan dana.
“Kami dari BEM UI memang bekerja sama dengan beberapa pihak, kami belum pasti nanti akan bagaimana, tapi yang pasti nanti ada anggota BEM yang ke Asmat langsung, kemudian yang pasti mungkin ada penggalangan dana atau barang-barang. Tapi belum fix, pasti akan kami publikasikan dalam waktu dekat,” urai Eto.
Eto melanjutkan, terkait permasalahan gizi buruk dan campak di Asmat yang tengah terjadi, BEM UI memang ingin terjun langsung turun tangan.
Seperti diketahui sebelumnya, isu permasalahan yang tengah menimpa Asmat menjadi salah satu poin yang dipermasalahkan BEM UI menyusul kartu kuning yang diacungkan sang Ketua BEM, Zaadit Taqwa. Insiden ini terjadi saat Jokowi menyampaikan pidatonya di kampus UI.
“Kami sudah ada rencananya ke situ, jadi kami tidak hanya cari perhatian saja, kami kemarin itu ada kajiannya, kemudian kami juga ingin melakukan secara langsung kasus yang di Asmat. Bidang Sosial Massyarakat BEM UI Insha Allah sudah memulai berjejaring untuk mengarah ke situ,” beber Eto menambahkan.
Menyoal rencana Jokowi yang akan mengirim BEM UI, Eto enggan menanggapi lebih jauh—termasuk mengenai keberangkatan Ketua BEM UI Zaadit Taqwa ke Asmat.
“Saya belum tahu, kalau seperti itu kan berarti harus ada suratnya. Terus nanti masalah berangkat atau tidak, itu hak pribadi dari ketua BEM-nya. Kalau saya kan wakil, yang diundang kan dia. Bukan saya, bukan anak-anak BEM yang lain. Jadi saya belum tahu apakah itu komentar Pak Jokowi saja atau bagaimana,” terang Eto blak-blakan.
Saksikan Sendiri Medannya
Sebagaimana diketahui, Presiden Jokowi menanggapi terkait aksi pemberian kartu kuning dari Ketua BEM UI, Zaadit Taqwa kepada dirinya. Masalah kondisi Asmat saat ini menjadi salah satu dari 3 hal yang dipersoalkan dari aksi kartu kuning Zaadit. Sehingga dengan demikian, kemungkinan besarnya, Jokowi akan mengirim yang bersangkutan ke Asmat, Papua.
“Mungkin nanti, mungkin nanti. Mungkin nanti ya. Saya akan kirim. Mungkin ketua dan anggota-anggota di BEM ke Asmat. BEM UI ya,” tukas Jokowi kepada jurnalis di Pondok Pesantren Salafiyah Safi’iyah Sukorejo, Situbondo, Jatim, Sabtu (03/02/2018).
Presiden Joko Widodo ingin agar pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) ikut melihat dan menyaksikan kondisi yang ada di Kabupaten Asmat, Papua, agar dapat meninjau langsung bagaimana keadaan yang sesungguhnya di sana.
“Biar lihat dapat bagaimana medan yang ada di sana kemudian problem-problem besar yang kita hadapi di daerah-daerah terutama Papua,” lanjut Presiden, seperti dilansir dari laman Kompas.com.
Terlepas dari hal itu, mengenai aksi ‘kartu kuning’ mahasiswa UI, Presiden merasa tak perlu mempermasalahkannya.
“Ya yang namanya aktivis muda ya, namanya mahasiswa dinamika seperti itu biasalah, saya kira ada yang mengingatkan itu bagus sekali,” tandas Presiden.
Kendati begitu, pada Jumat kemarin, Jokowi sama sekali tak menggubris aksi mengangkat map kuning dan peniupan peluit yang dilakukan oleh Zaadit. Akhirnya, mahasiswa Fakultas MIPA tersebut diamankan ke luar ruangan oleh pasukan pengamanan presiden (paspampres).
Sumber: suratkabar.id
0 comments:
Post a Comment