Seperti diketahui, sebelumnya, Presiden RI Ir. Joko Widodo (Jokowi) telah mengeluarkan pernyataan akan mengirim pengurus Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UI ke Asmat, Papua. Jokowi menuturkan niatannya tersebut usai menghadiri Haul Majemuk Masyayikh di Pondok Pesantren Salafiyah Safi`iyah Sukorejo, Situbondo, Jawa Timur, pada Sabtu (03/02/2018). Bagaimana tanggapan civitas akademik Universitas Indonesia (UI) menyusul pernyataan tersebut?
“Mungkin nanti ya, mungkin nanti saya akan kirim semua ketua dan anggota di BEM untuk ke Asmat, dari UI ya,” ujar Presiden Joko Widodo sebelumnya, Sabtu (03/02/2018). Demikian seperti dikutip dari reportase Republika.co.id, Senin (05/02/2018).
Menanggapi pernyataan orang nomor satu RI tersebut, UI melalui program pengabdian masyarakatnya menerangkan akan mendukung keinginan Presiden.
“Alhamdulillah, kami mendukung BEM UI ataupun civitas akademik UI untuk terjun langsung ke masyarakat,” tukas Rifelly Dewi Astuti selaku Kepala Humas dan Keterbukaan Informasi Publik UI saat dihubungi tim jurnalis pada Minggu (04/02/2018) kemarin.
Sebelumnya Sudah Berkiprah di Papua
Dengan tegas Rifelly menyampaikan, Universitas Indonesia tentu akan mendukung keinginan Presiden Jokowi karena hal ini merupakan bagian dari upaya pengabdian masyarakat sebagai salah satu Tridarma Perguruan Tinggi.
“Civitas akademik UI juga telah banyak yang berkiprah di Papua, dari bidang kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya,” urainya menjelaskan.
Sebelumnya, diketahui bahwa Presiden Jokowi memberikan pernyataan tersebut untuk merespon aksi Ketua BEM UI Zaadit Taqwa yang mengacungkan kartu kuning saat Presiden menghadiri Dies Natalis UI di Kampus UI, Depok, Jumat (02/02/2018) lalu.
Kartu kuning itu diberikan sebagai peringatan kepada Presiden Jokowi atas berbagai permasalahan yang terjadi di dalam negeri, termasuk soal masalah gizi buruk di kabupaten Asmat, Papua.
Rifelly mengutarakan, aksi Ketua BEM Zaadit Taqwa tersebut terjadi bukan di ranah akademik. Dengan demikian, UI tidak menurunkan sanksi kepada yang bersangkutan.
“Segala pelanggaran etika dan kode etik akan diselesaikan sesuai aturan yang berlaku di UI. Sudah menjadi kewajiban kami untuk mendidik dan memberikan pemahaman yang baik, sehingga para mahasiswa bukan saja menjadi lulusan yang berilmu, namun juga berkarakter baik,” ucapnya.
Demikian juga, seperti dilansir dari Kompas.com, dikatakan bahwa pihak kampus melalui Direktorat Kemahasiswaan hanya akan membina Zaadit dengan cara yang persuasif saja.
“Hanya kami beri pembinaan, kita didik agar mengungkapkan pendapat itu mesti dengan cara yang baik,” lanjut Rifelly.
Sekaligus, Rifelly juga meminta agar publik tidak membesar-besarkan peristiwa ini. Menurut pihak kampus, kejadian ini bukan peristiwa signifikan sehingga tak perlu menjadi polemik.
Akan Dipanggil Untuk Diskusi
Sementara itu, mengutip Detik.com, UI disebutkan akan memanggil Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) Zaadit Taqwa.
“Nanti akan kita panggil, kita ajak diskusi gitu kan,” ungkap Direktur Kemahasiswaan UI Arman Nefi di Balairung, Depok, Jawa Barat, Sabtu (03/02/2018).
UI sendiri menyesalkan aksi yang dilakukan Zaadit. UI berharap kejadian serupa tak terulang, apalagi jika mengingat hal itu terjadi dalam forum resmi.
“Kami dari UI menyesalkan sekali kejadian seperti itu nggak baik dan nggak elok untuk seorang calon sarjana di tengah acara yang sangat resmi lakukan aksi seperti itu. Kami berharap aksi-aksi kekritisan dapat disampaikan, ada wadahnya ada forum yang tepat, dengan demikian UI menyesalkan kejadian itu,” urai Arman.
Berikuti Video Pemberian Kartu Kuning Tersebut:
Sumber: suratkabar.id
0 comments:
Post a Comment