Jusuf Kalla dan Surya Paloh Di Rakernas NasDem.
Wakil Presiden RI Jusuf Kalla menanggapi Ketua Umum Partai Golkar Setya Novanto yang menghilang Rabu (15/11) malam. KPK hendak menjemput paksa Novanto, sudah didatangi ke kediamannya di Jalan Wijaya, Jakarta Selatan, namun tak ada.
JK menilai, sudah waktunya Golkar ganti pemimpin. Menurut dia, kalau pimpinan partai menghilang, perlu diganti segera mungkin.
"Harus segera, kalau ketua menghina masa kaptennya menghina, masa tidak diganti kaptennya," ujar dia usai sambutan Rakernas Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Kamis (16/11).
"Iya ketua umum. Ketum menghilang bagaimana partainya, masa partai hilang juga. Mesti ada pemimpin yang baru muncul," imbuhnya.
Menurut JK, manuver Novanto semalam telah mencoreng nama partai. Hal ini lah yang dimaksud sebagai kampanye negatif partai sendiri.
"Semalam itu, negatif kepada Golkar. Sepanjang dari tengah malam dari jam 10 sampai (malam) itu kampanye negatif terhadap (itu)," ucapnya.
JK sangat mengecam sikap Novanto malam itu. Sebagai seorang ketua DPR, ia tidak mencerminkan sikap taat hukum. Malah ia mendeskreditkan dirinya sendiri dengan sikap yang menuai kontroversi di masyarakat.
"Jangan seperti ini inikan tindakan yang jadi tanda tanya bagi seluruh masyarakat. Bagaimana kewibawaan seorang pemimpin," tukasnya.
JK menilai, sudah waktunya Golkar ganti pemimpin. Menurut dia, kalau pimpinan partai menghilang, perlu diganti segera mungkin.
"Harus segera, kalau ketua menghina masa kaptennya menghina, masa tidak diganti kaptennya," ujar dia usai sambutan Rakernas Partai NasDem di JIExpo Kemayoran, Kamis (16/11).
"Iya ketua umum. Ketum menghilang bagaimana partainya, masa partai hilang juga. Mesti ada pemimpin yang baru muncul," imbuhnya.
Menurut JK, manuver Novanto semalam telah mencoreng nama partai. Hal ini lah yang dimaksud sebagai kampanye negatif partai sendiri.
"Semalam itu, negatif kepada Golkar. Sepanjang dari tengah malam dari jam 10 sampai (malam) itu kampanye negatif terhadap (itu)," ucapnya.
JK sangat mengecam sikap Novanto malam itu. Sebagai seorang ketua DPR, ia tidak mencerminkan sikap taat hukum. Malah ia mendeskreditkan dirinya sendiri dengan sikap yang menuai kontroversi di masyarakat.
"Jangan seperti ini inikan tindakan yang jadi tanda tanya bagi seluruh masyarakat. Bagaimana kewibawaan seorang pemimpin," tukasnya.
Sumber: merdeka.com
0 comments:
Post a Comment