Korban ledakan gudang kembang api.
Tim DVI RS Polri berencana melakukan pemakaman massal bila jenazah korban ledakan gudang kembang api tak bisa terindentifikasi lagi. Sebab, saat melakukan proses antemortem, properti atau ciri fisik khas korban sudah tak sesuai. Sehingga sulit dikenali.
Kabid Dokpol Pusdokkes Polri Kombes Pol Pramujoko menjelaskan, hal yang paling mendukung antemortem saat ini melalui DNA keluarga korban. DNA juga bisa ditemukan melalui sikat gigi korban saat masih hidup.
"Jadi makin ke sini makin agak sulit, mungkin nanti di akhirnya ketika DNA sudah berakhir ketika DNA tak bisa ditemukan lagi, mungkin akan ada jenazah yang akan dilakukan pemakaman massal, karena tidak bisa teridentifikasi lagi," kata Pramujoko di Posko Antemortem RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (02/10).
Pimpinan Commander DVI mengakui, proses identifikasi jenazah korban bisa dihentikan bila semua teknik pencocokkan DNA sudah tidak bisa digunakan.
"Ketika semua jenazah teridentifikasi, ketika mentok semua teknik sudah dilaksanakan, maka tidak bisa dilakukan identifikasi. Tapi masih banyak DNA yang masih kita kerjakan semua," tutur Pramujoko.
Sore ini Tim DVI (Disaster Victim Indentification) RS Polri berhasil mengidentifikasi satu jenazah bernama Saroh binti Usih beralamat di Tangerang melalui catatan medis dan gigi. Jenazah tersebut langsung diserahkan kepada keluarga melalui serah terima jenazah di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri.
Sehingga, saat ini total jenazah yang terindentifikasi sebanyak 33 korban. Adapun, sisa yang belum teridentifikasi berjumlah 16 kantong jenazah. Tim DVI pun berharap semua jenazah tersebut berhasil diidentifikasi.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment