Belum reda kontroversi Ilham Aidit, anak tokoh PKI D.N.Aidit, yang terbukti banyak bohongnya di acara Indonesia Lawyer Club (ILC) TV One beberapa waktu, jagad medsos kembali diramaikan munculnya Asahan Alham, adik tiri tokoh PKI D.N. Aidit, yang kini tinggal di Belanda.
Postingan Asahan, sangat provokatif, penuh kebencian, menyerang pemerintah, TNI dan keutuhan NKRI.
Lelaki yang berusia lebih 70 tahun ini, sangat yakin revolusi oleh kalangan komunis pasti terjadi Indonesia. Hah?
Simak capture status-statusnya yang sedang viral di medsos. Sangat dengki, penuh kebencian dan pasti bikin gaduh.
Siapa Asahan Slham ini? Sejak peristiwa G-30-S PKI tanggal 30 September 1965, ia tak pernah muncul lagi di tanah air. Saat itu, ia kuliah di Moskow, Uni Soviet (sekarang Rusia).
Beberapa tahun lalu, ia hanya muncul lewat buku memoarnya yang diberi judul Alhamdulillah.
Walaupun judulnya mengambil penggalan ayat suci Al Quran, tapi isinya soal perjuangan komunis di dunia.
Buku memoarnya ini, sama dengan buku-buku literasi komunis lainnya, bebas beredar di toko-toko buku di Indonesia.
Sejak kapan Asahan ada di luar neger? Saat pecah Gestapu (Gerakan Tiga Puluh Semtember) itu Asahan Aidit memang sedang kuliah di Moskow.
Seperti ditulis Tempo tahun 2007, di ibukota beruang merah itu, Asahan sedang memperdalam studi filologi. Mendengar sanak familinya di Indonesia diuber-uber, ditangkapi dan dibunuhi, Asahan memilih tidak mau balik lagi ke Indonesia. Ini rupanya yang membuat dia begitu benci Indonesia.
Di akun FB-nya, Asahan menceritakan wartawati Tempo , Asmawani Kusrini, datang ke rumahnya di Belanda. Diawali wawancara sastra. Lanjut bicara ngalor ngidul.
Dikisahkan, dari Moskow, ia lalu pindah ke Cina. Tak lama kemudian ia pindah lagi ke Vietnam dan meraih gelar doktor dalam bidang bahasa di sana.
Dia negeri komunis ini, ia menikahi gadis Vietnam, yang juga komunis.
Pada 1984 dia mendapat suaka politik di Belanda dan tinggal di sana, hingga sekarang.
Anak tunggalnya meninggal secara misterius dan dikuburkan di Inggris beberapa tahun lalu. Melihat hidupnya yang tak bahagia ini, wajar bila postingannya penuh kebencian, sakit hati dan gemuruh dendam.
Asahan termasuk dekat dengan D.N Aidit, Abang tirinya. Ia, misalnya, satu-satunya adik Aidit yang pernah naik mobil dinas menteri koordinator bernomor B 13. Kalau Aidit harus bekerja hingga larut, Asahan sering memutar musik-musik klasik. Aidit biasanya minta diputarkan Symphony No. 3 Beethoven.
Tak dijelaskan ia bisa kuliah di Moskow waktu itu atas biaya sendiri, biaya dari partai PKI, biaya dari Abang tirinya, atau biaya dari pemerintah Uni Soviet.
Di usianya yang makin renta dan bau tanah, 20 September 2017 ini, tak menyurutkan jiwa PKI-nya untuk terus menyerang NKRI dengan fitnah-fitnah dan provokasi
Seperti apa? Bacalah postingan-postingannya barunya ini. "Bila kalian cinta tanah air, darahmu pasti mendidih," ujar seorang netizen.
Delapan jam lalu ia posting ini di FB-nya: "Dalam sehari saya menerima lebih 100 kitiman busuk kaum biadap anti komunis. Saya tidak merasa terganggu. Tidak saya baca kog."
Statusnya ini membuat netizen komen di wall-nya. Netizen Zafli Mardinata menulis: "Santri ulama kalian bantai, Jenderal kalian bantai, seolah-olah kalian korban padahal kalian pelaku, kami tidak takut wahai PKI laknat ..!".
Ya sudahlah. Asahan tinggal di Belanda. Tak pernah berani menginjakkan kakinya lagi di Indonesia. Beraninya caci maki di media sosial. Nrletizen Idris Ireng sambil bercanda komen: " Sudah berapa tahun ngumpet di Belanda Mbah? "
Setuju pendapat netizen Aldy Sjamsudin, yang ikut komen di kolom bawahnya,"Inget umur Pak, mendingan tobat, no offense."
0 comments:
Post a Comment