Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Thursday 21 September 2017

Pemimpin yang CERDAS atau Orang Cerdas Berjiwa PEMIMPIN?

Pemimpin yang cerdas. Permimpin yang cerdas adalah orang yang diterima oleh masyarakat sebagai orang yang di-tua-kan dan dianggap mampu memberikan panduan dan arah bagi masyarakat dan ditauladani dengan didukung oleh seperangkat kemampuan, kapasitas, kapabilitas diri serta menguasai bidang yang mungkin menjadi fokus keahliannya. Tipologi ini dibutuhkan untuk posisi sebagai pendidik, pengajar atau guru dan dosen di lembaga-lembaga pendidikan.

Pertanyaannya, mengapa menjadi seorang pendidik atau seorang guru dibutuhkan seorang pemimpin yang cerdas? Jawabannya sederhana.

Pendidikan Sumatera Barat hari ini tidak lagi memiliki seorang guru yang dapat dan mampu menjadi motivator bagi anak didiknya. Yang mampu dan mau bersusah payah memperjuangkan idealismenya dengan kerja keras layaknya seorang pemimpin.

Ia adalah pemimpin dan kompas bagi orang yang dididiknya. Bukan hanya sekedar mengajarkan ilmu dan pengetahuan yang cerdas dan dengan cerdas pula. Lebih dari itu, ia adalah orang yang bisa menjadi panutan dan sokoguru masa depan yang seharusnya sudah kita skenariokan.

Dengan semangat percontohan yang dia tampilkan kemudian dia mampu pula dengan cerdas memberikan muatan pengetahuan dan mengajak anak didiknya mengembangkan diri.

Orang cerdas yang berjiwa pemimpin. Ini merupakan tipologi yang diharapkan mampu menjadi pionir perubah-an kehidupan pendidikan kita untuk hari ini dan masa depan. Tipologi ini memiliki pengertian orang-orang yang secara intelektual, sosial-emosional, spiritual dan fisikal cerdas namun juga ditunjang dengan kemampuan kepemimpinan.

Perangkat ini dibutuhkan pada posisi birokrat pemerintah yang bersentuhan langsung maupun tidak langsung dengan pendidikan. Dalam hal ini pimpinan pemerintahan seperti Gubernur, Bupati, Walikota, kepala dinas pendidikan dan lain sebagainya.

Pertanyaan yang mungkin muncul adalah mengapa yang dibutuhkan justru orang yang cerdasnya. Bukan pemimpinnya. Hal ini dapat diterangkan bahwa di dalam situasi dan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan seperti saat ini maka diperlukan solusi-solusi cerdas yang hanya bisa lahir dari orang yang cerdas pula.

Tidak hanya cerdas secara intelektual, namun juga cerdas secara emosi-onal, spiritual dan fisikal. Dan ide cerdas yang lahir dari orang cerdas ini pun dapat dilaksanakan oleh dia yang memiliki jiwa seorang pemimpin. Dia tidak hanya punya ide dan solusi namun lebih dari itu dia mampu melaksanakannya.

Bagaimana Memulai Semua Ini?

Pertama, memilih aparatur pemerintahan yang cerdas dan berjiwa pemimpin. Kedua, memberikan pelatihan kepemimpinan, pelatihan pemecahan masalah dan pelatihan-pelatihan lainnya yang terkait dengan kemampuan kepemimpinan guru-guru yang sudah ada.

Ketiga, memberikan pelatihan kreatifitas kepada aparatur pemerintah. Keempat, melakukan seleksi ulang kepada para pendidik yang dianggap sudah sangat tidak memenuhi persyaratan minimal. Kelima, melakukan rekruitmen guru baru dengan kualifikasi kepemimpinan dan kecerdasan.

Terakhir, menemukan pola-pola pendidikan alternatif dan komplementer yang bisa diterapkan di Sumbar. Misalnya, dengan menerapkan pola senior train junior. Atau seorang murid unggulan dari sekolah atau kelas yang lebih tinggi mengajar murid atau siswa dari sekolah atau kelas yang lebih rendah. Serta berbagai metode aplikatif lainnya.

Kemunduran sebenarnya bukanlah sesuatu yang terlalu menakutkan. Karena berdasarkan teori peluang yang diajarkan agama, bahwa di balik sebuah kesulitan dan kemuduran sesungguhnya terdapat peluang memperoleh kemudahan dan kemajuan. Semoga kita dapat bercermin dari semua itu dan memulainya segera!

0 comments:

Post a Comment