Selain darurat narkoba, Indonesia saat ini juga darurat gempuran kepentingan asing. Produk-produk impor dengan leluasa masuk mall-mall, gerai, distributor, minimarket, pasar modern bahkan pasar tradisional. Naasnya, dari 32 klasifikasi turunan sembilan bahan pokok, semuanya dikuasai produk asing.
“Bayangkan saja, ubi paghancih (ketela pohon.red) diimpor negara ini. Sebagai anak bangsa, tidakkah kita malu kondisi begini?” tekan Ketua Umum Pembela Kesatuan Tanah Air Indonesia Bersatu (Pekat IB) H. Markoni Koto, SH saat silaturahmi Pekat IB DPD Padang Pariaman bersama tokoh masyarakat se Kab. Padang Pariaman, di Hall Sarita, Sungaigaringgiang, Senin kemaren.
Acara yang dihadiri para pengurus, kader dan brigade Pekat IB DPW Sumbar, DPD Kab/kot se Sumbar hingga Dewan Pimpinan Kecamatan, juga dihadiri elit pemerintahan, berbagai elemen kemasyarakatan (LSM dan Ormas), tokoh adat serta ratusan warga sekitar yang memenuhi satu-satunya hall futsal di kecamatan Sungaigaringgiang tersebut.
Kondisi negara Indonesia, lanjut Markoni, dari berbagai sisi sudah sangat genting. Sudah sangat berbahaya. Baik itu segi politik, ekonomi, sosial dan budaya, selalu ada kehebohan, kegaduhan maupun kericuhan yang terus menabur dan memendam konflik di antara sesama anak bangsa.
“Kondisi ini harus kita waspadai. Kepentingan asing telah melindas kedaulatan bangsa. Pelbagai perkembangan yang dengan cepat dapat kita simak pada berbagai saluran media massa maupun media sosial, semakin mengundang keprihatinan kita bersama. Bahwa pelemahan rasa cinta tanah air, kian masif terjadi. Sebagai anak bangsa, kita tidak boleh berpangku tangan, apatis maupun menyikapi dengan pembiaran,” tegas Markoni.
Bela negara sebagai ujud kecintaan tanah air, dapat dilakukan masyarakat luas. Tidak perlu melakukan hal-hal di luar kemampuan. Cukup berhenti mengonsumsi produk-produk yang sahamnya dikuasai asing. “Berhentilah mengonsumsi minuman dan makanan yang saham perusahaannya dikuasai asing, seperti minuman kaleng, buah-buahan impor maupun gerai-gerai cepat saji franchise asing. Ini semua racun. Berbahaya bagi kesehatan. Berpotensi menyebabkan kanker, tumor maupun pelemahan syaraf,” ungkap Markoni.
Bahkan dalam Muswil Pekat IB DPW Sulawesi Selatan di Makassar beberapa waktu lalu telah terbangun kesepakatan, bahwa anggota maupun keluarga besar Pekat IB se Sulsel tidak akan mengonsumsi minuman kaleng, buah-buahan impor maupun gerai-gerai cepat saji franchise asing.
“Hebatnya, mereka lansung membuat baliho besar yang posisinya diletakkan persis di samping KFC (salah satu gerai franchise asing. red), berisi ajakan segera berhenti mengonsumsi hal-hal tersebut. Ini patut disebarluaskan kader Pekat IB agar menjadi kesadaran kita bersama. Bukannya kita benci asing, tapi ini adalah strategi dan program bagaimana meujudkan kedaulatan negara. Untuk minuman kaleng saja, ada Rp31 triliun uang kita ditarik asing pertahun. Di mana uang itu beredar dan untuk apa? Tak lain beredar di bank-bank asing untuk keperluan negaranya masing-masing. Kita hanya menjadi pangsa pasar yang besar, di mana asing dapat menggeruk keuntungan sebanyak-banyaknya,” beber Markoni.
Jika gerakan berhenti mengonsumsi makanan dan minumaman asing menjadi komitmen bersama, maka negara sudah sangat terbantu. “Produk makanan dan minuman asli dalam negeri akan kembali menjadi pilihan utama rakyat Indonesia. Rupiah dengan sendirinya menguat. Untuk itu, biasakan mengonsumsi makanan yang betul-betul milik pribumi. Begitu pun dengan minuman kemasan. Sedapat mungkin, teh dan kopi seduhan sebagai pilihan utama. Karena dua produk ini, masih dikuasi pengusaha industri pribumi lokal mau pun nasional,” tutur Markoni.
Pihak DPP Pekat IB beberapa waktu lalu sudah berdaudiensi dengan Komisi III DPR RI yang membawahi bidang Hukum, HAM dan Keamanan tentang kebijakan-kebijakan yang melindungi pelaku industri dan para petani. Juga menghimbau Kementerian Perdagangan dan Kepala Bulog, agar tidak melulu melakukan impor. Melainkan kebijakan-kebijakan yang mempercepat proses perujudan kedaulatan pangan nasional.
Terkait Narkoba, lanjut Markoni, peredarannya sudah sangat merisaukan. Karena itu, siapa pun di negara ini harus menyatakan diri perang terhadap Narkoba. Narkoba telah menyerang sendi-sendi agama maupun negara kita. Pekat IB sebagai sebuah organisasi massa, memiliki tekad kuat memberantas peredaran zat haram ini.
“Bahkan Pekat IB sebagai satu-satunya organisasi massa yang bekerjasama dengan Badan Narkotika Nasional dalam road show pemutaran film Merry go Ground. Sebuah film mengisahkan para remaja pencandu Narkoba yang akhirnya meninggal over dosis. Keluarga menjadi berantakan. Merru go Ground akan terus ditayangkan di setiap provinsi Indonesia. Narkoba hanya membentuk seseorang menjadi tidak waras. Menjadi gila. Kondisi ini sangat membahayakan negara. BNN sudah membentuk 100 pasukan tengkorak. Yakni, pasukan elit yang mendeteksi pemakai maupun pengedar Narkoba di kalangan aparat TNI maupun kepolisian,” ungkap Markoni.
0 comments:
Post a Comment