Jenazah Jefri bandar sabu yang tewas tertembak di bagian kepalanya saat berada di rumah duka.
Kematian Jefri Syahputra alias Jefri bandar sabu yang tewas tertembak di bagian kepalanya membuat keluarga bersedih. Jefri sendiri diketahui baru menikah 3 bulan dengan wanita pujaan hatinya.
Pantauan wartawan di rumah duka tepatnya di Lingkungan VII, Jalan Cicak Rowo, Kelurahan Beting Kuala Kapias, Kecamatan Teluk Nibung Tanjungbalai, orang tua korban Sofyan (54) mengaku Jefri merupakan anak pertamanya dari lima orang bersaudara.
Menurutnya, Jefri baru tiga tahun tamat sekolah di SMK Tanjungbalai dan baru tiga bulan menikah dengan seorang wanita yakni FS. Sebelum kejadian Jefri permisi dengan Sofyan untuk berangkat ke Dumai dengan alasan ingin mencari pekerjaan.
“Baba aku mo ke Dumai cari karojo. Maklumlah aku sudah menikah punya tanggungjawab,” kata Sopyan menirukan perkataan Jefri dengan logat melayu Tanjungbalai yang kental. Sehari setelah itu Sopyan menghubungi Jefri namun tidak diangkat. Namun tak berapa lama Jefri menghubungi dan mengatakan ia tertidur sehingga tidak mendengar telepon dari Sofyan.
“Maaf lagi tidur Baba tak kudongar Hp berbunyi,” ucap Sofyan meniru perkataan Jefri. Namun sejak itu Sofyan tidak bisa menghubungi Jefri lagi. Saat Sofyan sedang duduk-duduk dengan temannya. Tak lama setelah Sofyan duduk-duduk di warung, datang seorang pria menanyakan tentang Jefri.
“Langsung kujawab anakulah itu coba lihat dulu gambarnya. Begitu melihat fotonya aku lalu lemas dan lunglai bagaikan tidak sadar.selanjutnya aku pulang ke rumah berbincang dengan istri ku tak lama kemudian datang mobil Ambulance ternyata didalam mobil anakku Jefri sudah meninggal. Kenapa Polisi sampai hati menembak kepala anak ku jika dia bersalah tangkap dan penjarakan sajo lah,” ucapnya. “Kurasa anak ku begitu kecil usianya tak pantas ditembak. Ditangkap, dipiting atau pegang kerah bajunya dan pinggang celana dia takan bisa lari. Rela aku anaku itu dihukum jika bersalah apalagi soal narkoba, manalah mungkin anakku berbadan kecil berani melawan polisi tak yakin aku,” ucap Sofyan sambil menyeka air matanya. “Ku itu lihat koningnyo bokas peluru. Sodih hatiku pak,” ucap Sofyan.
0 comments:
Post a Comment