Soekarno Menangis
Rangkaian pesta pernikahan puteri Presiden Jokowi Kahiyang Ayu dan Bobby Afif Nasution berlangsung meriah. Ribuan orang yang acara acara di Solo 7-8 November 2017 kemarin.
Presiden Jokowi bersyukur prosesi akad nikah dan. Tak lupa, Jokowi meminta mohon doa kepada masyarakat luas di tanah air agar Kahiyang dan Bobby bisa selalu dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. Serta berhasil membangun sebuah keluarga yang baru.
"Alhamdulillah, ijab qabul pernikahan Kahiyang dan Bobby Nasution berjalan dengan lancar," tulis Jokowi.
Tak cuma pejabat negara, masyarakat sekitar hingga tukang becak turut kecipratan berkah dalam peristiwa penuh kebahagiaan ini. Semua bersuka cita dan mengirimkan doa yang baik untuk kedua mempelai.
Beda kisah pernikahan puteri Jokowi, beda pula cerita saat Presiden Soekarno menikahkan puterinya. Nyaris tak ada kebahagiaan di sana.
Saat itu Presiden Soekarno berada di senjakala kekuasaannya. Setelah peristiwa G30S PKI dan Surat Perintah 11 Maret, kekuasaan berpindah ke tangan Mayjen Soeharto.
Presiden Soekarno yang semula adalah orang paling berkuasa di negeri ini tiba-tiba dipereteli kekuasaannya pelan-pelan. Di akhir hidupnya, Soekarno menjadi tahanan Orde Baru yang dilarang ditengok atau menemui orang lain. Hidup terkungkung dikelilingi pengawal di Wisma Yasoo.
Soekarno tak punya uang simpanan di akhir hidupnya. Ketika salah seorang putrinya hendak menikah, Soekarno tak punya uang. Dengan malu dan terpaksa, dia meminta bantuan salah seorang istrinya, Yurike Sanger, untuk mencarikan utangan Rp 2 juta.
Dengan pengawalan ketat, Soekarno menemui Yurike. Wanita itu menangis melihat Soekarno. Tak ada lagi kegagahan yang dulu tampak. Sosok Soekarno kini tua dan renta karena tekanan batin.
"Mas tak ingin diberi stempel sebagai bapak yang gagal. Yang jadi persoalan utama, Mas tidak punya uang. Hidupku selama ini sama sekali untuk bangsa dan negara, sama sekali untuk kepentingan nasional," beber Soekarno dengan getir.
Untungnya beberapa hari kemudian Yurike bisa mendapatkan uang itu. Dia mendapat pinjaman lunak dari seorang pengusaha.
Hal itu diceritakan Yurike Sanger dalam memoarnya yang ditulis Kadjat Adra'i dan diterbitkan Komunitas Bambu.
Peristiwa lain terjadi tahun 1969, saat itu Rachmawati Soekarnoputri menikah dengan Martomo Pariatman Marzuki. Soekarno sebagai tahanan datang dengan penjagaan ketat tentara ke pernikahan itu.
Suasana sungguh mengharukan. Fatmawati, istri Soekarno menyambut suami yang lama tidak ditemuinya. Fatmawati pun sedih melihat kondisi Soekarno yang kurus dan lemah.
Dengan kasar tentara itu mengusir Fatmawati agar tak mendekati Soekarno. Presiden pertama ini benar-benar diperlakukan seperti narapidana.
Saat Sukmawati menikah, acara itu terulang lagi. Soekarno semakin lemah. Dia bahkan harus dipapah saat naik tangga. Soekarno menangis tersedu-sedu melihat putrinya menikah. Hadirin pun menangis melihat Soekarno sangat tak berdaya.
Tapi tidak demikian dengan para penjaga Soekarno. Tanpa belas kasihan mereka mendorong Soekarno masuk mobil saat jam kerja berakhir. Saat Soekarno hendak melambaikan tangan, para tentara itu menarik tangan Soekarno dengan kasar.
Dalam kondisi terasing dan kesepian cita Presiden Soekarno dunia tanggal 21 Juni 1970.
Sumber: merdeka.com
0 comments:
Post a Comment