Kemenpora beri pembekalan peserta PMMD 2017.
Pemuda adalah tumpuan masa depan bangsa, mempersiapkan bangsa yang mandiri dan berdaya saing harus dimulai dengan mempersiapkan kemandirian ekonomi dan kapasitas pemuda Indonesia saat ini. Salah satu penguatan yang dilakukan oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pemuda adalah dengan membuat program 'Pemuda Mandiri Membangun Desa' (PMMD), sebagai salah satu program unggulan di kementerian yang komandoi oleh Imam Nahrowi.
Program unggulan PMMD diharapkan bisa mencetak pemuda yang memiliki karakter kemandirian, kepeloporan, dan kesukarelawanan yang menggerakkan kegiatan kepemudaan dan keolahragaan di perdesaan. Selain itu, program PMMD ini bertujuan untuk memfasilitasi pemuda agar memiliki kapasitas dan daya saing untuk mewujudkan kemandirian pemuda, melakukan giat olahraga di perdesaan, mendorong terciptanya lapangan kerja baru bagi pemuda di perdesaan, serta mendayagunakan potensi desa sebagai bagian dalam membangun kemandirian pemuda.
Asisten Deputi Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda Kemenpora, Ibnu Hasan mengatakan, sebagai program unggulan yang baru dimulai tahun 2017, PMMD akan menyasar 1500 pemuda di sepuluh Provinsi sebagai Pilot Project. Kesepuluh Provinsi tersebut meliputi, Sumatera Selatan (90 orang), Lampung (175 orang), Jawa Barat (245 orang), Jawa Tengah (240 orang), Yogyakarta (120 orang), Jawa Timur (300 orang), Bali (90 orang), Sulawesi Utara (60 orang), Kalimantan Selatan (90 orang), dan Kalimantan Timur (90 orang).
Saat ini sedang berlangsung pembekalan kepada pemuda pemudi diseluruh indonesia yang berlangsung pada bulan Oktober ini, mereka mempersiapkan gambaran kegiatan berupa proposal, berisi :
1. Pelatihan Kesukarelawanan Pemuda,
2. Giat Olahraga,
3. Peningkatan Kapasitas Pemuda,
4. Pelatihan Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda,
5. Muatan Lokal sesuai dengan kearifan lokal masing-masing daerah,
6. Membantu kegiatan desa lainnya yang memungkinkan.
dengan jumlah pengajuan anggaran biaya (RAB) sebesar Rp.19.000.000,- (Sembilan belas juta rupiah
"Dengan digulirkannya program ini diharapkan akan muncul pemuda dan pemudi dari daerah yang dapat terfasilitasi untuk menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya. Para pemuda mampu menggarap potensi perdesaan sebagai basis kemandirian. Hal ini untuk mewujudkan kemandirian ekonomi berbasis sumber daya lokal dan daya saing bangsa," jelas Ibnu.
Potensi intelektual dan ketrampilan pemuda dalam membangun kemandirian harus diimplementasikan dalam semangat Nawacita ketiga yakni membangun Indonesia dari pinggiran dan dari desa-desa. "Program ini juga sejalan dengan konsep desa mandiri yang bertujuan mengembangkan keberdayaan dan pembangunan masyarakat desa di bidang ekonomi, sosial dan kebudayaan, yang kemudian dikenal dengan istilah lumbung desa yang diharapkan dapat mendorong usaha ekonomi dalam makna luas, dengan menciptakan akses produksi, distribusi dan pasar," ungkap Ibnu.
Sebagai penyempurnaan dari program Pemuda sarjana Penggerak Pembangunan di Pedesaan (PSP3) yang telah ada semenjak tahun 1989 dan berakhir pada tahun anggaran 2016 di angkatan ke XXV. PMMD berorientasi kepada pelayanan kepemudaan di bidang pengembangan potensi kemandirian ekonomi di mana para pemuda sarjana diyakini merupakan agen potensial yang memiliki peran penting sebagai penggerak/pelopor dalam mengakselerasi proses pembangunan bangsa terutama pembangunan kawasan perdesaan.
"Program PMMD mempunyai visi misi terukur, yaitu membangun kemandirian pemuda desa yang dinilai dari hasil karya nyata pemuda, suatu produktivitas pemuda berbasis perdesaan yang mencirikan bahwa desa berdaya, mampu memenuhi kebutuhannya sehingga dapat menjadi desa kuat dan maju," tandasnya.
Partisipasi aktif pemuda diperlukan dalam proses pembangunan dan pendampingan desa agar terciptanya kemandirian dalam membangun potensi desa. Inisiatif pemuda untuk menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat sekitar merupakan dampak nyata yang dimunculkan dari program PMMD. Meknisme perekrutan peserta PMMD adalah peserta direkrut dan ditugaskan di provinsi asal peserta. Dengan begitu, peserta PMMD bisa lebih cepat beradaptasi dan segera melakukan aktivitas pembangunan kemandirian bersama para pemuda desa.
"Diharapkan setidaknya 1500 pemuda/pemudi terbaik dari sepuluh provinsi tersebut dapat berpartisipasi dalam pelaksanaan program PMMD dengan latar belakang pendidikan minimal SMA/Sederajat," kata Ibnu.
Perekrutan pemuda dalam program PMMD dilakukan melalui seleksi yang ketat. Sehingga diharapkan dapat menyaring para calon peserta yang memiliki kompetensi sesuai dengan tujuan dan program PMMD, yaitu terwujudnya pemuda mandiri yang dapat menjadi penggerak dan pelopor bagi masyarakat pedesaan baik dari segi ekonomi, politik, sosial maupun kebudayaan.
Proses seleksi perekrutan peserta PMMD sudah dilakukan di 10 provinsi hingga akhir Agustus 2017. Pemilihan Kabupaten dari semua Provinsi, menurut Ibnu berdasarkan beberapa kriteria yang salah satunya adalah terkait kesiapan calon peserta serta adanya dukungan dari pemerintah setempat. "Untuk materi seleksi di 10 provinsi semuanya sama yaitu terdiri dari tes potensi akademik dan wawancara," ujar Ibnu.
Peserta yang nantinya lolos seleksi, menurut Ibnu, akan diberikan pembekalan dan kemudian di tempatkan di daerahnya masing-masing untuk melaksanakan pendampingan kepada masyarakat selama empat bulan pada tahun ini.
"Selama menjalankan program 1500 pemuda peserta program PMMD ini akan melakukan berbagai kegiatan yang difasilitasi Kemenpora dan wajib memberikan laporan dua bulanan. Kegiatan yang dilakukan juga akan mendapat pendampingan dan bimbingan, serta evaluasi agar tujuan dan manfaat program ini tercapai. Dengan digulirkannya program ini diharapkan akan muncul pemuda/pemudi dari daerah yang dapat terfasilitasi untuk menjalankan program yang bermanfaat bagi masyarakat sekitarnya," tutup Ibnu.
Berikut proses seleksi PMMD yang dilakukan di 10 provinsi:
Sumber: merdeka.com
0 comments:
Post a Comment