Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Sunday 10 December 2017

Potret Miris SMA di Berau, Berdinding Triplek dan Beralas Tanah

SMA Negeri 9 Mararua Berau Kaltim.

Potret pendidikan di Pulau Maratua, salah satu pulau terluar Indonesia di Kabupaten Berau, Kalimantan Timur ini memprihatinkan. Siswa SMA Negeri 9 Mararua, terpaksa belajar di kelas tanpa lantai. Mirisnya lagi bangunan sekolah terkesan dibangun ala kadarnya, yang berisiko sewaktu-waktu bisa ambruk diterpa angin kencang.

Kondisi itu bukan tanpa alasan. Sejak kewenangan pengelolaan SMA diambil alih Pemprov Kalimantan Timur, berdasarkan implementasi Undang-undang No 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah, kondisi SMA 9 kian memprihatinkan.

Tingginya animo siswa bersekolah, mencuatkan keinginan SMAN 9 untuk menambah ruang kelas, melalui pendanaan APBD Kabupaten Berau, lantaran sifatnya sudah mendesak. Bahkan September 2017 lalu, siswa gotong royong bangun ruang kelas dengan dana seadanya sumbangan orang tua, yang juga warga setempat.

Wakil Bupati Berau Agus Tantomo membenarkan kondisi SMAN 9 Maratua, yang memang sangat memerlukan penambahan ruang belajar siswa. Menurutnya, peralihan wewenang ke Pemprov Kaltim itu jadi kendala Pemkab untuk merealisasikan pembangunan ruang kelas baru.

"Iya pasti (jadi kendala Pemkab Berau). Karena kalau kita anggarkan itu, ya kan melanggar aturan," kata Agus dikonfirmasi merdeka.com, Minggu (10/12).

"Kesulitannya, yang punya wewenang (Pemprov Kaltim) ini kan tidak tahu, mereka tidak punya perwakilan. UPTD (Unit Pelaksana Teknis Daerah) Dinas Pendidikan Kaltim itu kan tidak ada," ujar Agus.

"Bukan cuma tidak ada UPTD di Berau. Di Kabupaten dan Kota lainnya juga tidak ada," tambah Agus.

Agus menerangkan, Pemkab Berau dibuat tidak bisa berbuat banyak pascaimplementasi Undang-undang itu. "Jadi aneh. Ini yang punya wewenang, jauh di sana (di Samarinda). Kita yang lebih dekat di sini, kita yang tahu, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa," terang Agus.

Jadi untuk sementara ini, lanjut Agus, keluhan SMAN 9 kekurangan ruang belajar dan sifatnya mendesak untuk dilakukan penambahan ruang kelas, hanya bisa diteruskan Pemkab Berau ke Pemprov Kaltim.

"Karena ya itu tadi, tidak bisa, tidak boleh (menganggarkan dalam APBD Berau)," ungkap Agus.

"Untuk sementara ini, baru SMA 9 itu (kondisi kekurangan ruang belajar). Kalau memang Pemprov lambat bertindak, kita tidak bisa biarkan itu. Mungkin kita manfaarkan dana CSR (Corporate Social Responsibility) untuk bangun kelas, yang sifatnya memang mendesak untuk dibangun," demikian Agus.

Dari foto yang diterima merdeka.com, terlihat siswa SMAN 9 Maratua, belajar di ruang kelas nyaris terbuka, Sabtu (9/12) kemarin. Beratapkan seng, tiang ruang kelas hanya disangga batang kayu yang diambil di hutan, tanpa lantai yang layak.

"Itu bangunan yang kedua. Yang pertama, ambruk ditiup angin. Konstruksinya sama. Jadi mereka ini belajar sambil was-was ambruk lagi," kata Lukman, warga Berau dihubungi terpisah.


Sumber: merdeka.com

0 comments:

Post a Comment