Edy Widjanarko.
Edy Widjanarko, warga Dukuh Bulak Banteng, Kecamatan Kenjeran, Surabaya, tersangka teror bom di warung depan PT Bahana Line, Jalan Laksda M Nasir, Surabaya, mengaku belajar merakit bom secara otodidak.
"Belajar secara otodidak lewat tutorial YouTube," kata Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya AKBP Ronny Suseno, Jumat (15/12).
Tersangka belajar merakit bom hingga mampu meledak meski berdaya rendah cukup lama, sekira setahun lebih.
Dalam proses belajar, tersangka bereksperimen membuat bom dengan berbagai cara. Mulai menggunakan lampu, kabel, baterai mempunyai daya 9 volt hingga jepitan.
Namun usahanya tidak berhasil. Bom rakitannya tak meledak. Hingga akhirnya tersangka berhasil pada percobaan terakhir menggunakan baterai 9 volt, handphone, pecahan kaca, kabel, sobekan koran dan jepitan.
"Tersangka sudah lima kali belajar merakit bom itu secara otodidak. Tapi banyak tidak berhasil, baru yang terakhir itu berhasil meledak, kemudian digunakan untuk teror," ujar perwira dua melati di pundak.
Teror itu dilakukan oleh tersangka ditujukan kepada korban yakni Anton Warjono (34). Alasannya, korban diduga berselingkuh dengan istri tersangka.
"Teror dilakukan tersangka itu Senin malam, setelah dibuka oleh korban dengan cara dibuka tiba-tiba meledak. Kemudian baru dilaporkan di polisi, Rabu malam kemarin," ujar dia.
Anton Warjono (34) merupakan karyawan operasional PT Bhana Line. Dia warga Sidobogem RT 02 RW 01 Kecamatan Sugio Lamongan.
Kronologi kejadian bermula saat office boy perusahaan bernama Lilo menerima paketan dibungkus kresek warna hitam dari ojek online, Senin (11/12) sekitar 20.45 WIB. Paketan tersebut ditujukan kepada Anton dengan nama pengirim dari Titin, Kemudian Lilo menyerahkan paketan tersebut kepada Anton.
Sekitar pukul 21.30 Wib, Anton membuka paketan di warung depan PT Bahana Line. Saat dibuka di dalam kresek terdapat dos HP Samsung A5 dan secarik kertas yang bertuliskan Anton Warjono 081222777609.
Kemudian Anton yang curiga dengan kemasan paketan tersebut kemudian mengocok dos HP tersebut, karena ingin mengetahui isinya. Saat dikocok terdengar suara seperti berisi kerikil. Selanjutnya Anton membuka paketan dengan perlahan-lahan lalu melihat bahwa di dalam paketan berisi pecahan kaca, merasa ada yang janggal lalu Anton menutup kembali. Saat itulah ledakan terjadi.
Polisi berhasil mendapatkan nama Edi dari riwayat transaksi pengiriman paket di ojek online. Polisi lantas memburu tersangka.
Rabu (13/12) sekitar pukul 22.00 WIB Edi tidak berada di rumah, menurut informasi yang di dapat anggota polisi di lapangan bahwa, Edi baru meninggalkan rumah dengan tergesa-gesa.
Selanjutnya anggota Sat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Perak melakukan pengejaran terhadap Edi yang diketahui sudah berada di terminal Arjosari Malang, Jawa Timur. Pada Jumat (15/12) sekitar 03.00 WIB, polisi menangkap Edi di Indomart depan terminal Arjosari Malang.
0 comments:
Post a Comment