Bendera merah putih raksasa di Monas.
Wakil Ketua Komisi Dakwah MUI, KH Ahmad Satori Ismail mengatakan jihad sejatinya memiliki arti sangat luas. Menurutnya, jihad tak cuma bermakna memerangi orang kafir atau orang yang memusuhi Islam, tapi juga bisa dalam bidang apa pun, termasuk upaya pemerintah mensejahterakan rakyat.
"Karena dengan kemerdekaan yang diraih bangsa ini, para pejabatnya atau penguasanya harus bisa berusaha untuk mensejahterakan rakyatnya, bisa juga memberdayakan ekonominya serta bisa melindungi keyakinan-keyakinan agama yang dipeluk oleh rakyatnya. Itu juga merupakan jihad pemerintah melalui seluruh aparatnya terhadap bangsa demi rakyatnya," katanya dikutip dari Antara, Rabu (11/10).
Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) ini mengatakan, sebagai seorang muslim yang menghuni suatu negara, menjalankan kewajiban-kewajiban sebagai warga negara, memiliki keimanan dan ketaqwaan yang tinggi, serta membela NKRI juga bagian dari jihad.
"Kalau bangsa kita ini tidak merdeka tentunya masyarakat dan pemerintahnya tidak bisa untuk melakukan itu semuanya," katanya.
Oleh karena itu, menurutnya, kewajiban membela negara agar rakyat terlindungi semua kepentingannya, baik ekonomi, politik, pendidikan, hingga keyakinannya, bukanlah hanya kewajiban pemerintah tapi juga kewajiban semua warga negara.
"Sehingga jangan sampai negara kita dijajah oleh bangsa lain. Dan ini berlaku bagi semua pemeluk agama apa pun karena sebagai rakyat sudah seharusnya untuk membela bangsanya," katanya.
Dia mengaku yakin semua agama yang ada di Indonesia mengajarkan kepada umatnya untuk berkorban buat negara. Sebab, setiap agama membutuhkan tempat ibadah untuk para pengikutnya agar bisa menjaga keyakinannya.
Karena itu, kata dia, yang justru perlu diperangi adalah kelompok-kelompok radikal yang berperang melawan bangsanya sendiri dan menganggap pemerintah sebagai thogut. Menurutnya, kelompok-kelompok seperti itu yang tidak memahami permasalahan jihad yang sesungguhnya.
"Dengan menggunakan senjata untuk melawan musuh yang ingin menjajah negeri kita, merusak negeri kita, nah kalau itu ya maka kita perlu berjihad mati-matian demi mempertahankan negeri ini," kata Direktur Pasca sarjana Universitas Islam As Syafi'iyah Jakarta ini.
0 comments:
Post a Comment