Temuan Jenglot di Pantai Ria Kenjeran Surabaya.
Usai temuan jenglot di Pantai Ria Kenjeran, Surabaya, sejumlah kejadian aneh terjadi. Sri Purnomo, anggota Satpol PP Kecamatan Bulak mengaku didatangi makhluk bertubuh kecil tersebut. Dia melihat makhluk menyeramkan itu di dekat kamar mandi.
"Katanya sih anggota yang membawa pertama kali ke kantor ini dibayangi. Iya seperti melihat boneka seram (jenglot) itu berdiri seperti berjalan," terang Kepala Kecamatan Bulak Supriyanto, Kota Surabaya, Selasa (17/10).
Supriyanto bercerita bahwa kondisi ekonomi Purnomo sedang sulit. Banyak utang. Purnomo kemudian bilang ke jenglot tersebut untuk berhenti mengikutinya, lantaran tak bakal sanggup merawat.
Meski seperti dibayangi atau dihantui jenglot, kata Supriyatno, Purnomo tidak takut. Justru memberikan saran supaya dibawa ke seseorang yang mampu dan bisa melakukan komunikasi dengan dunia lain.
"Atau dikembalikan ke tengah laut. Supaya tidak dijadikan sebagai mistik atau kepercayaan yang mendatangkan rejeki," ujarnya.
Saat ditemukan, jenglot temuan tersebut terbungkus dalam kotak berukuran panjang sekitar 40 sentimeter, lebar 10 sentimeter dan tinggi 10 sentimeter, kemudian dibalut kain kafan seperti pocong.
Jenglot berciri memiliki tubuh kurus kering, kecil, berkulit gelap dengan tekstur kasar, wajah tengkorak, gigi bertaring, rambut dan kuku yang panjang.
Kini jenglot itu masih tersimpan dalam kotak yang bertuliskan huruf Arab seperti raja atau jimat, dan disimpan di kantor Kecamatan Bulak.
"Kita sengaja diamankan di kantor. Karena kita tidak ingin menimbulkan masyarakat resah," terang Supriyatno.
Jenglot tersebut ditemukan warga Senin (16/10) sore. Saat itu banyak warga dan pengunjung di Pantai Ria Kenjeran Surabaya.
Tiba-tiba melihat ada seseorang membuang sesuatu aneh. Saat didekati dan dilihat ternyata kotak berisikan boneka terbungkus kain kafan seperti pocong.
Temuan itu langsung dilaporkan ke Satpol PP wilayah Kecamatan Bulak. "Begitu bungkus kain putih itu dibuka ternyata boneka aneh, dan warga menyebutnya atau mengenalnya jenglot," katanya.
Sejak benda tersebut disimpan, bau anyir tercium dari ruangan di Kantor Kecamatan Bulak. Terlebih saat kotak penyimpanan jenglot dibuka. Beberapa petugas dan staf di Kantor Kecamatan Bulak, langsung menutup hidung.
"Baunya itu anyir. Opo maneng tas ditokno tekan lemari, waaa ambune gak kuat amis temen (apalagi baru dikeluarkan dari lemari. Baunya anyir)," kata salah seorang staf Kecamatan Bulak.
Bau anyir menyengat itu juga diakui Suprayitno. Kotak berisi jenglot itu disimpan di dalam lemari. Dekat dengan tumpukan berkas dan komputer.
Rencananya, pihak kelurahan akan melarung atau menghanyutkan jenglot ke laut. Hal ini dilakukan agar tidak membuat masyarakat resah.
Menurut dia, keputusan jenglot dilarung ke laut karena selama ini masih banyak masyarakat membuang sesajen tengah, dan kembang di perairan laut bebas.
"Selain itu, laut itu juga kadang digunakan untuk membuang ari-ari pupak pusar bayi. Itu ditunggu (larung) para nelayan, karena untuk mencari jasanya saja (larung)," katanya.
Sumber : merdeka.com
0 comments:
Post a Comment