Logo Design by FlamingText.com
Logo Design by FlamingText.com

Saturday 7 October 2017

Pengamat Militer Nilai Panglima TNI Lakukan Drama dan Manuver Politik

Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.

Pengamat Militer, Connie Rahakundini Bakrie secara tegas melihat manuver politik Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo. Dia menilai itu dari pernyataan Jenderal Gatot soal politik negara, ajakan nonton bareng film G30S/PKI hingga ucapan soal pembelian 5.000 pucuk senjata oleh institusi non militer.

"Kalau dibilang (Gatot Nurmantyo) enggak berpolitik, saya bingung," katanya di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/10).

Connie menganalisa, Gatot Nurmantyo sudah memperhitungkan peluang politik sebelum mengeluarkan pernyataan kontroversial. Apalagi pernyataan soal pengadaan 5.000 pucuk senjata oleh institusi non-militer disampaikan dalam acara reuni dengan sejumlah purnawirawan TNI.

"Itu drama politik. Bahaya saat panglima bilang rahasia negara," ucapnya.

Menurutnya, Panglima TNI sudah mengintervensi institusi penegak hukum lainnya. Padahal, hal itu tidak boleh dilakukan petinggi TNI yang sudah mengambil sumpah prajurit.

"Jangan sampai rakyat kehilangan kepercayaan kepada TNI. Mana 5.000 senjata? Apa hak TNI menahan senjata itu," ujar Connie.

Wakil Ketua DPR Fadli Zon melihat, pernyataan Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo soal pengadaan 5.000 pucuk senjata oleh lembaga non-militer bukan manuver politik. Dia tidak setuju dengan penilaian sejumlah pihak yang menilai Gatot tengah bermain politik jelang Pilpres 2019.

"Itu bukan politik," ucapnya di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (7/10).

Fadli yakin Gatot tidak berpolitik. Sebab TNI tidak memiliki struktur politik. Pasca reformasi, tugas pokok dan fungsi (tupoksi) TNI hanya melindungi negara dari ancaman keamanan baik dari dalam maupun luar negeri.

"Kalau itu statement masih dalam satu koridor, termasuk pernyataan soal membolehkan nonton film G30 S PKI," ucapnya.

Senada dengan Fadli, politikus PKS Nasir Djamil menilai Gatot Nurmantyo tidak sedang berpolitik. Pernyataan mengenai pengadaan 5.000 pucuk senjata tersebut tidak bisa dituduh sebagai manuver politik.

"Kalau kita lihat filosofi, TNI itu dari rakyat, anak kandung rakyat. Ketika merespon itu, panglima dianggap berpolitik, tapi saya lihat tidak seperti itu," ucap anggota Komisi III DPR RI ini.

0 comments:

Post a Comment